Cerita dan Kisah
Kiat Mendapatkan Sebuah Esensi

Kiat Mendapatkan Sebuah Esensi

Minggu, 24 Agustus 2008 10:12 WIB | 8.478 Views 2008-08-24 10:12:49

Saya Mendapat pengalaman berharga hari ini, sebuah jawaban istimewa dari Dosen Saya, Pak Witarto. Esensi, begitulah sebuah kata yang terucap berulang-ulang dilontarkan orang-orang berilmu, setiap aktifitas dan kegiataan yang kita temui dan lakukan tentu diharapkan ada sebuah esensinya, dengan kata lain ada makna yang harus didapat untuk diimplementasikan dalam kehidupan kita, tidak terkecuali bagi kita yang masih berusaha mencari sebuah esensi dari Matakuliah yang sedang dipelajari dikampus.

Saya bertanya ke Pak Wit dengan pertanyaan bersamaan dengan komentar yang diminta beliau tentang tulisan yang dibuatnya di http://bhnkuliah.wordpress.com/rploot dan berikut pertanyaan :

 

Sangat menarik sekali bahasannya pa..menggabungkan dua matakuliah yang berbeda sehingga menarik dibaca. :) sekarang mumpung waktunya komentar..saya akan komentar beberapa pa sekaligus bertanya pada suhunya.

Pertanyaan :
Saya saat ini alhamdulillah cukup familiar dengan pemograman PHP, sebesar apapun aplikasi yang pernah saya buat masih menggunakan pemograman Biasa. dan memang sedikit2 saya coba pelajari OOP, namun yang jadi kendala, saya masih terus merasa nyaman dengan apa yang sudah saya lakukan saat ini. Adakah sebuah nasihat untukku?

Komentar:

- Komentar2 yang temen-teman sampaikan sepertinya sudah cukup sebagai testcase “pasar”, kenapa tidak dibukukan saja pak? kan bisa bermanfaat lebih luas lagi tidak terkecuali isi saku sang penulis..hehe

- Ada yang tidak saya temukan disini adalah esensi (kata pa toto) dari apa yang bapak sampai dari pendekatan industri. Semuanya hampir mengunggulkan kehebatan OOP dan interaksi didalamnya dari pendekatan teknis. Saya pernah mendengar bahwa model pengerjaan suatu aplikasi atau project kedepan bisa lebih mudah dengan pendelegasian setiap object kepada setiap personil yang ada. Orang sekarang bilangnya sangat cocok dengan FrameWork masa kini. mungkin nanti bapak bisa melengkapi kelebihan serta kekurangnya dari sudut pandang yang berbeda. di AMIK saya sangat sering mendapat dosen (punteun) yang tidak menyebutkan esensi diawal tentang apa yang kita pelajari..jadinya mahasiswa kecil motivasi untuk mempelajarinya.

dan berikut Adalah jawaban beliau:

Utk Adi, sebaiknya nikmati saja program PHPnya. Kalau nanti pengin meningkatkan jualannya agar juga bisa bahasa pemrograman lain, sebaiknya konsep pemrograman Anda juga perlu ditingkatkan.

Caranya, ya di antaranya belajar Design Pattern, UML, Refactoring juga Framework.

Untuk Framework, saya tidak bisa mencontohkan, karena komputer saya masih komputer lama, jadi kurang bagus untuk mencoba semua frame-work. Paling frame-work yang akan saya bahas dalam blog ini, ya cuman MVC dan User driven method, yang bisa diterapkan di java, atau sedikit kompleks dengan JSP + Taglib + XML-nya.

Design Pattern Anda bisa mengakses ke

http://www.java2s.com/Code/Java/Design-Pattern/CatalogDesign-Pattern.htm

Konsep DP ini sebenarnya merupakan contoh-contoh pola orang-orang pinter dalam menyusun program berdasarkan pengalaman mereka. Karena OOP mendukung konsep Guna Ulang. Ini salah satu kelebihan OOP yang lain, bukan promosi, tapi nyata, loh… :-)

Sementara Refactoring, esensinya (he.. he.. ), ya permorgraman terstruktur yang sudah Anda terima selama ini, hanya diterapkan di OOP. Itu, loh, bagaimana kita menyusun Sequen, Decision, dan Loop yang baik, yang bisa dipasang untuk mengisi method dari kelas.

Esensi, tidak semua saya berikan. Karena nyari esensi itu tidak mudah. Itu harus melalui proses iteratif, dan Anda tidak berhak menuntut saya meminta secara instant koleksi esensi yang sudah dengan susah payah saya kumpulkan. Kadang ada yang saya beri, kadang ya tugas mahasiswa yang harus mencarinya sendiri. Karena esensi adalah pemahaman. Kalau saya beri dimuka, maka Anda akan malas melakukan iterasi pemahaman knowledge Anda.

Kemampuan mencari esensi itu bertingkat, sangat tergantung jam terbang Anda. Boleh dikatakan sebagai subyektif. Ada yang dangkal, karena iterasinya dalam konteks terbatas. Ini bisa diperoleh secara instant. Namun ada yang dalam dan kompleks, karena seperti kata Anda, menggabung beberapa matakuliah menjadi kesatuan pemahaman itu tidak mudah. Harus diuji dan dibuktikan dengan implementasi, dilihat penyimpangannya (termasuk invariant nilai data yang bisa dimasukkan). Nah, itu semua memerlukan waktu dan energi tidak sedikit. Karena itu, silahkan belajar memahami apa yang Anda ketahui, dengan cara meng-kaji, dan meng-kaji, dan terus meng-kaji…. unlimited.

Jika Anda meminta secara instant, maka yang Anda lakukan tinggal membandingkan tingkat pencapaian pemahaman orang yang satu dan yang lainnya. Lalu dengan entengnya Anda akan berkomentar tanpa rasa tanggungjawab, ah, yang ini lebih mudah, yang itu rumit, yang itu membingungkan, yang ini dimengerti. Aku suka yang ini, dan ndhak mau yang itu… Enak amat ?

Padahal untuk mencapai esensi melalui pemahaman, seseorang itu seringkali harus ketabrak-tabrak, bahkan seringkali harus menghadapi suatu resiko.

Belajarlah untuk juga menjadi lebih bijak. Dan hormati pencapaian setiap orang, yang mungkin berbeda-beda…. Terutama jika Anda belum pernah melakukan pencarian esensi sendiri, terhadap suatu knowledge…. :-)

 

Bagaimana menurut temen2? luar biasa bukan?


Baca atau Download PDF Adi Sumaryadi - Bicara IT dan Internet

#






Mungkin anda tertarik menonton video tentang Produk atau Services? - Belajar Bisnis Digital 3

Cerita dan Kisah Lainnya
Petani dan Tikus dalam Karung
Jum'at, 11 Desember 2020 13:13 WIB
Petani dan Tikus dalam Karung