Tentang Pangandaran
Wisata Pangandaran Saatnya Belajar dari Pengelolaan Bioskop Masa Kini

Wisata Pangandaran Saatnya Belajar dari Pengelolaan Bioskop Masa Kini

Oleh | Minggu, 16 Mei 2021 07:30 WIB | 2.315 Views 2021-05-16 07:30:02

Ramai-ramainya membludaknya kunjungan ke objek wisata batukaras Pangandaran membuat saya ingat lagi tulisan saya yang telah lalu tentang tiketing, tentang bagaimana manajemen tiket masuk di Pangandaran. Sebagian bioskop di tanah air, sudah menerapkan sistem booking online dalam masa pembatasan penonton, terbukti efektif.

Kenapa Harus Booking Online?

Begini, booking online bukan hanya memudahkan sistem tiketing untuk masuk ke Pangandaran, mudahnya melakukan pembayaran sebelum pintu masuk, mempercepat arus masuk tanpa ada antrian dan juga mengurangi sentuhan, semisal cukup scan menggunakan QR Code. Tetapi jauh dari sana, dengan menyelenggarakan tiketing online, Pemerintah bisa menentukan jumlah kunjungan yang bisa diterima di objek wisata tertentu, misalnya di Pantai Pangandaran sekian ribu pengunjung, maka, ada sistem inventory yang nanti bisa di manage tiap harinya, tidak terjadi lonjakan yang tidak terkendali.  Dan, tentunya mengurangi kebocoran pendapatan yang beritanya terkadang masih terdengar.

Proses screening tentu harus dilakukan jauh sebelum pintu masuk, jangan sampai tanpa screening, bisa jadi masalah juga bila terjadi penumpukan kendaraan dipintu masuk yang tidak punya tiket. Seperti kita masuk bandara, screening bisa 3 kali dilakukan sebelum benar-benar masuk pesawat. Dari pintu masuk ruang checkin, selepas checkin terkadang ada juga yang dilakukan sebelum masuk ke ruang tunggu, dan yang terakhir sebelum masuk pesawat.

Memanfaatkan Perumda dan Bermitra
Lalu bagaimana penerapannya? Pemerintah bisa melakukan sendiri dengan membangun sistem tiketing disetiap titik masuk objek wisata. Invetorinya harus terpusat tentunya, dengan kata lain, titik-titik screening harus terkoneksi dengan internet untuk melakukan validasi ke inventory pusat apakah benar wisatawan yang bersangkutan sudah booking online. Hal ini juga yang dilakukan di hotel ataupun bioskop, walaupun sebagian masih manual, sebagian tiketing sudah terkoneksi ke inventori pusat. Tetapi sistemnya sama.

Selain sistem tiketing di tiap-tiap titik objek wisata, pemerintah harus juga menyediakan portal pemesananya, termasuk kemudahan pembayaran dengan kerjasama dengan berbagai lembaga pembayaran seperti bank, harus semudah mungkin. Dalam pengelolaannya, Pemerintah bisa menunjuk Perusahaan Daerah untuk menjalankannya, sayangnya di Pangandaran tidak ada BUMD yang bergerak dalam bidang pariwisata, kalau di tingkat Provinsi ada seperti Jaswita Jabar.

Harus dimulai Sejak Sekarang
Dunia pariwisata terus berubah, gaya orang berwisata juga terus berubah, bagaimana mengatur orang juga terus berubah, oleh karena itu, pengelolaan pariwisata juga harus berubah. Memang diawal akan membuat tidak nyaman banyak orang, mungkin ada yang tergeser posisinya karena tergantikan oleh sistem, mungkin ada yang perkejaannya bertambah karena adanya sistem, tapi harus segera dimulai sejak saat ini.

Saya berharap pa Gubernur Ridwan Kamil, Bupati Jeje bisa mulai memikirkan ini, dan saya yakin mereka sudah terpikirkan, memang tidak mudah dalam implementasinya, butuh anggaran, butuh SDM, butuh sosialisasi, tapi saya yakin mereka mampu, hanya tinggal menunggu waktu saja, mungkin.

Ingat, hanya sedikit cerita hotel yang overload, bahkan dengan penggunaan teknologi Channel Manager dimana inventori secara bersama-sama diakses, diupdate dan didistribusikan dengan benar bisa mengurangi resiko double booking, apalagi overload. Tiket pesawat itu ada yang dijual di Traveloka, tiket.com atau agen-agen, tetapi minim sekali double booking. Artinya, kunjungan ke Pangandaran bisa diatur.

Untuk mengukur kapasitas maksimum dan aman secara protokol kesehatan, tentu harus dihitung secara teliti. Perlu dihitung dulu tingkat ketersediaan room di seluruh hotel, dengan asumsi maksimum 50% okupansi tiap hotel, kemudian dipetakan ke luas wilayah pantai ataupun lokasi wisatanya, kemudian sistem inventorinya juga harus mendukung bagaiamana bila wisatawan stay lebih dari satu hari, artinya inventori hari selanjutnya tidak bulat angkanya dari 0, tetapi sudah dikurangi oleh jumlah wisatawan yang stay dari hari sebelumnya.

Saya berharap, semuanya terwujud, semoga. Aamiin.


Baca atau Download PDF Adi Sumaryadi - Bicara IT dan Internet



Mungkin anda tertarik menonton video tentang Popularitas Metaverse yang Kian Tenggelam Oleh Popularitas Chat GPT

Apa komentar anda tentang Tulisan Wisata Pangandaran Saatnya Belajar dari Pengelolaan Bioskop Masa Kini?

Tentang Pangandaran Lainnya
2020 Dibangun Sentra UMKM di Pangandaran, Efektifkah?
Kamis, 22 April 2021 10:23 WIB
2020 Dibangun Sentra UMKM di Pangandaran, Efektifkah?
Ah Ang Adi mah suka pesimis duluan begitu, tunggu aja dulu atuh sampai bener-bener dibangun. Engga kok, saya engga pesimis dengan efektifitas Sentra UMKM yang akan dibangun, justru saya mengapresiasi. Namun memang benar-benar harus serius saat menjalannya nanti.
Gudang untuk UMKM Pangandaran
Rabu, 08 Juli 2020 03:47 WIB
Gudang untuk UMKM Pangandaran
​Disadari atau tidak, UMKM dan koperasi adalah sektor yang sanggup bertahan di beberapa krisis terakhir, anggaplah pada tahun 1998, saat pasar saham dan bisnis makro tumbang. Bisnis retail semacam UMKM dan koperasi menjadi penyelamat. Baik sudah cukup sepertinya prolognya, intinya UMKM ini harus terus dibantu. Khususon untuk tanah kelahiranku tercinta, Pangandaran.
Menanti Pangandaran Command Center
Minggu, 09 Juni 2019 14:47 WIB
Menanti Pangandaran Command Center
Beberapa waktu yang lalu ada sebuah paket lelang yang akan digelar tahun ini khusus untuk penguatan dukungan teknologi di Pangandaran, yaitu Command Center. Sebagian orang menganggap bahwa Comannd Center (saya singkat CC) adalah teknologi paling wow yang ada saat ini, bagian yang tak terpisahkan dari sistem Smart City
Pariwisata Pangandaran, Antara Kebutuhan dan Mimpi
Selasa, 05 Februari 2019 21:45 WIB
Pariwisata Pangandaran, Antara Kebutuhan dan Mimpi
Suatu hari saya mengikuti meeting dengan Pa Haryadi, ketua PHRI Pusat, saya mewakili salah satu perusahaan di Jakarta, maklum, jadi orang IT kadang berganti-ganti baju sesuai dengan pekerjaan. Saat itu, hampir seluruh hotel yang datang saat itu mengeluhkan penurunan tingkat hunian hotelnya, tidak hanya hotel independent, hotel chain juga merasakan hal yang sama.
Semakin Mendunia Pariwisata Pangandaran, Semakin Hebat Tantangannya
Kamis, 29 November 2018 15:05 WIB
Semakin Mendunia Pariwisata Pangandaran, Semakin Hebat Tantangannya
Kolaborasi apik dari Pa AY, Kang Emil, Bu Susi dan Pa Jeje menurut saya impactnya bakal sangat terasa untuk pariwisata Pangandaran, atau setidaknya kolaborasi Kang Emil dan Pa Jeje, karena belum tentu Pa AY dan Bu Susi masih jadi mentri tahun-tahun mendatang. Kolaborasi ini tentu akan mewujudkan mimpi Pangandaran menjadi pariwisata berkelas dunia.
Ayolah Kawan, Sekali-Kali Keluarlah Dari Kotak Pariwisata
Minggu, 04 Februari 2018 02:17 WIB
Ayolah Kawan, Sekali-Kali Keluarlah Dari Kotak Pariwisata
Pangandaran adalah kabupaten baru yang memfokuskan diri pada pariwisata, bahkan misi utama dari Kabupaten yang dipimpin oleh Jeje Wiratadina ini adalah menjadi kabupaten pariwisata berkelas dunia, maka jangan salah bila keseluruhan aktifitasnya akan berbau pariwisata. Apakah termasuk generasi penerusnya?