Tentang Pangandaran
Tempat Renang Masa Kecil, Kini Terbentang Jembatan Pantai Timur Pangandaran

Tempat Renang Masa Kecil, Kini Terbentang Jembatan Pantai Timur Pangandaran

Oleh | Jum'at, 19 November 2021 07:07 WIB | 5.317 Views 2021-11-19 07:07:14

Nama tempatnya Cileutik, ditempuh hanya sekitar 5 menit memakai sepeda dari sekolah saya saat sekolah dasar, sangat wajar jika tempat ini adalah salah satu tempat favorit saat istirahat sekolah. Apalagi saat itu belum ada bangunan berbeton. Kini, seiring dengan perubahan jaman dan pembangunan yang banyak dilakukan di Pangandaran, wilayah cileutik dan bulak setra sudah berubah. Cileutik yang dulu dimana saya pertama kali melihat lumba-lumba terdampar kini berubah menjadi pelabuhan desa Babakan Pangandaran dengan ratusan perahu nelayan, dan pelelangan ikan, bahkan saya masih ingat betul, pelelalangan itu tepat dimana rumah kakek saya berdiri, jadi tempat ini sangat melekat sekali dalam hidup.

Cileutik juga menjadi tempat kami piknik dalam rangka "munggahan" sehari sebelum masuk bulan ramadhan, kami bakar-bakar ikan, membuka timbel serta menikmati kebersamaan dengan teman-teman satu TPA atau tetangga satu RT.

Bergeser kesebelah timur sedikit, bulaksetra juga sudah sangat berubah, saat ini berdiri Piamari Aquarium terbesar di Indonesia dan juga Politeknik Kelautan. Dulu, tempat ini adalah tempat tujuan kami berenang menyeberangi sungai dan muara, banyak sekali cerita memang disini mulai dari mencari Kerang yode diantara pohon-pohon mangrove yang carang hingga berlari diantara pasir-pasir yang bisa menghisap kaki.



Sudah Waktunya Berubah
Pangandaran memang sudah banyak berubah, tempat saya berenang di Pangandaran itu ada 3, yang pertama Cileutik yang sudah berubah menjadi Pelabuhan, Sungai Cikidang yang sudah berubah warna airnya sehingga tidak bisa untuk berenang dan yang terakhir adalah sungai ledeng dibelakang SMPN 1 Pangandaran yang segera berubah juga menjadi banyak bangunan grand Pangandaran.

Perubahan ini tentunya akan berdampak secara ekonomi untuk Pangandaran, dibukanya akses ke Pantai melalui Desa Babakan ke Pantai Timur membuat akses masuk ke Pangandaran tidak bertumpuk melalui pintu utama yang sering sekali menjadi pusat kemacetan, bus-bus besar bisa segera diarahkan via pantai timur dan bisa langsung diparkir di Lapang Ketapang Doyong.

Perubahan memang terkadang harus ada yang dikorbankan, salah salah satunya adalah bentuk alami dari Alam. Bersyukurlah untuk siapapun yang masih sempat melihat Pangandaran tanpa hotel-hotel dengan tinggi menjulang, sungai-sungai dengan tepian pohon dahon yang rimbun, cagar alam dengan jalan-jalan yang belum ber-paving block dan hektaran pohon kopi coklat yang rimbun.

*) Foto 1 dari Eka GoPangandaran, Foto 2 by Sumarwoto

 


Baca atau Download PDF Adi Sumaryadi - Bicara IT dan Internet







Mungkin anda tertarik menonton video tentang Produk atau Services? - Belajar Bisnis Digital 3

Tentang Pangandaran Lainnya