Tentang Pangandaran
Pariwisata Pangandaran, Antara Kebutuhan dan Mimpi

Pariwisata Pangandaran, Antara Kebutuhan dan Mimpi

Oleh | Selasa, 05 Februari 2019 21:45 WIB | 3.861 Views 2019-02-05 21:45:48

Suatu hari saya mengikuti meeting dengan Pa Haryadi, ketua PHRI Pusat, saya mewakili salah satu perusahaan di Jakarta, maklum, jadi orang IT kadang berganti-ganti baju sesuai dengan pekerjaan. Saat itu, hampir seluruh hotel yang datang saat itu mengeluhkan penurunan tingkat hunian hotelnya, tidak hanya hotel independent, hotel chain juga merasakan hal yang sama. Selain itu, persaingan antar OTA (Online Travel Agent) juga memperburuk keadaan, karena harga dimurah-mareh, apalagi saat ini terkesan dikuasai oleh beberapa OTA saja.

Pariwisata Indonesia memang sedang memasuki masa berat akhir-akhir ini, apalagi di sebagian tempat sangat terasa dengan kebijakan fee bagasi untuk pesawat, seperti Batam dan Kepulauan Riau.

Ada pula yang bilang, menurunnya geliat pariwisata dipengaruhi oleh dayabeli masyarakat yang memang menurun, kalau ini saya tidak mau berpraduga dulu karena datanya saya tidak punya.

Tumbuhnya titik-titik destinasi baru yang ada di setiap kota kabupaten juga menurut saya mempengaruhi kunjungan wisatawan untuk keluar kota, istilah mereka "piknik tipis-tipis", yang dekat saja, yang penting kumpul dengan keluarga.

Sejujurnya, di Pangandaran sendiri banyak yang sekali bergerak untuk mempromosikan Pangandaran, mulai dari hotel, tour agen, transportasi, Kompepar, ASITA dan personal-personal yang ingin Pangandaran mendunia.

Menurut pribadi saya, satu hal yang belum dilakukan di Pangandaran adalah perencanaan promosi yang baik, masih berjalan sendiri-sendiri sesuai dengan kepentingannya, termasuk myPangandaran. Hingga saat ini kalau kita melihat, Pangandaran belum memiliki situs resmi wisata yang benar-benar promosi, maaf, saya membedakannya dengan situs dinas pariwisata, hingga kini kita belum punya guideline promosi yang harus dilakukan, saat ini kita belum punya blueprint promosi pariwisata (maaf kalau saya salah informasi), termasuk kita belum punya Badan Promosi yang benar-benar mengurus promosi. "Istilah sundanya, promosi nu aya bakat ku butuh", rasanya memang masih sangat jauh dari mimpi Pangandaran wisata mendunia.

Sepinya Pangandaran, berdasarkan banyaknya telephone atau WA yang masuk melalui myPangandaran salah satunya disebabkan karena informasi Tsunami di Pangandaran masih terpatri di ingatan wisatawan, padahal tidak ada tsunami di Pangandaran yang bertepatan dengan tsunami anyer beberapa waktu yang lalu.


Baca atau Download PDF Adi Sumaryadi - Bicara IT dan Internet







Mungkin anda tertarik menonton video tentang Produk atau Services? - Belajar Bisnis Digital 3

Tentang Pangandaran Lainnya