Sudut Pandang
REVOLUSI BISNIS INTERNET (Studi Kasus Microsoft Vs Google)

REVOLUSI BISNIS INTERNET (Studi Kasus Microsoft Vs Google)

Senin, 02 Juli 2007 10:36 WIB | 10.513 Views 2007-07-02 10:36:51

Adalah Bill Gates yang dalam satu dasawarsa terakhir ini (tepatnya selama 13 tahun) tidak tergoyahkan dari posisi nomor satu orang terkaya dunia versi majalah FORBES. Dan dapat dipastikan kalau Bill Gates mendulang pundit-pundi dollarnya ‘hanya' dari MICROSOFT CORPORATION, sebuah perusahaan multinasional Amerika yang didirikan awal april 1975 dan terdaftar di NASDAQ di bulan maret 1986 dengan kode MS atau MSFT. Saat ini Microsoft mempunyai lebih dari 70,000 pegawai di 102 negara dengan jumlah kapitalisasi pasar (nilai saham) sebesar $ 287 milliar pada pertengahan agustus 2005. Dan kalau anda jalan-jalan ke seluruh pelosok negeri Indonesia ini, dapat di pastikan komputernya 90% lebih tidak lepas dari sentuhan Microsoft.

Namun akhir-akhir ini Bill Gates dikabarkan sedang panik, gara-garanya Microsoft kesulitan ‘mendominasi' dalam bisnis Internet padahal lebih dari 50% pengguna internet di dunia adalah pengguna Internet Explorer, salah satu produk Microsoft. Lalu siapa sebenarnya yang ‘ditakuti' oleh Bill Gates ? GOOGLE, jawabannya.
Google by Adi Sumaryadi

Seperti sempat dikabarkan oleh New York Post, kalau Microsoft sempat tersiar kabar sedang bernegoisasi untuk mengakuisisi Yahoo yang saat ini nilai kapitalisasi pasarnya mencapai $50 milliar, dan negoisasi inipun dibenarkan oleh Wall Street Journal walaupun masih belum jelas apakah akuisisi atau hanya membentuk sebuah joint venture. Dampak positif bagi Yahoo dengan isu ini adalah naiknya nilai saham sebesar 17%. Oleh sebagaian analis, langkah diskusi antara Microsoft dan Yahoo ini disebutkan langkah untuk menjegal Google dalam bisnis pencarian internet, walaupun masih banyak yang skeptis kalau Yahoo berminat. Saat ini, posisi Yahoo dan Microsoft berada pada posisi kedua dan ketiga dibawah Google dengan dominasi Google sampai lebih dari 50% pengguna Internet dunia menggunakan Google sebagai alat pencarian di Internet.

Lalu siapa Google ? Apakah betul Google menghunuskan pedangnya kepada Microsoft sehingga membuat Bill Gates Panik ?. GOOGLE INC, didirikan pada awal September 1998 oleh Larry Page dan Sergey Brin. Sama halnya dengan Bill Gates, pendiri Google pun meninggalkan kuliahnya Stanford University untuk mengejar impian di Google bedanya Bill Gates dari Harvard University. Saat ini lebih dari 20 ribu orang bergabung di GooglePlex, sebutan untuk markas Google. Google terdaftar di NASDAQ pada pertengahan agustus 2004 dengan kode GOOG, dan tercatat pada pertengahan agustus 2005 nilai kapitalisasi pasarnya sebesar $ 79,6 milliar , seperempat nilai dari Microsoft pada saat yang sama. Namun Google mendapatkan nilai saham sebesar itu hanya 1 tahun ! sejak melakukan IPO (Initial Public Offering) pada tahun sebelumnya.

Eric Schmidt, salah seorang petinggi Google, pernah sesumbar bahwa Microsoft adalah raksasa yang sudah uzur dengan masa kejayaan yang sudah berlalu. Dan menurutnya Microsoft berakar pada sebuah fase teknologi lama yang telah tertinggal oleh kedigdayaan Internet. Berdasarkan sudut pandang ini, peran Microsoft terus menurun sedangkan Google meningkat. "Anda berkiprah disebuah panggung yang jauh lebih besar dengan taruhan yang lebih besar pula." Katanya. "Kami bersaing dengan Yahoo setiap hari," katanya."Ternyata belakangan Microsoft mengumumkan keikutsertaannya ke dalam pasar ini. Sekarang mereka belum bsia disebut pesaing, tapi saya yakin mereka terus berusaha."

Semakin jelas bagi Schmidt kalau dia menganggap Bill Gates panik ketika menyaksikan prestasi Google yang luar biasa dalam waktu yang singkat. Padahal ketika melakukan IPO, Google sempat diramalkan akan senasib dengan Netscape-perusahaan yang menjadi simbol ledakan Internet di penghujung 1990- sebelum dilindas oleh Microsoft. Sebuah artikel dari wartawan Fortune Fred Vogelstein, berjudul : "Why Google Scares Bill Gates" semakin menjelaskan persaingan yang luar biasa dua perusahaan berbeda zaman ini.


Microsoft by Adi SumaryadiDominasi Google diakui banyak pihak salah satunya seperti yang dimuat pada majalah Business Week edisi Indonesia yang terbit di bulan mei 2007, adalah tercantumnya Google di urutan kedua sebagai perusahaan inovatif  versi Boston Consulting Group,sementara Microsoft ada di peringkat kelima. Dan menariknya adalah ketika Google mengembangkan aplikasi perkantoran yang dapat diakses secara online melalui brand Google Apps yang didalamnya terdapat aplikasi seperti Google Docs,Google Spreadsheet yang dikolaborasikan langsung dengan layanan email melalui brand Gmail, messenger dengan brandnya Google Talk, juga Google Calendar dan aplikasi Google Apps ini dapat dikustomisasi dengan menggunakan brand sendiri seperti halnya kita mempunyai kantor virtual. Sejatinya layanan Google Apps ini berkompetisi secara langsung dengan Microsoft Office Live, sebuah layanan aplikasi perkantoran online milik Microsoft. Namun menurut pengamatan penulis, Google Apps tetap lebih unggul melalui nilai tambah kolaborasi dengan layanan-layanan yang sudah disebutkan tadi. Dan melalui Google Docs atau Google Spreadsheet juga kita bisa mengedit dokumen yang dibuat oleh aplikasi Microsoft. Pada saatnya nanti,penulis berpendapat layanan Google tersebut akan melawan hegemoni Office-nya Microsoft. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa Microsoft mendulang pundi-pundi dollarnya yang paling besar adalah dari Sistem Operasi dan Piranti Lunak perkantoran seperti MS Office

 

Penulis tidak akan mengambil kesimpulan atau memberikan opini bagaimana ujung dari persaingan Microsoft Vs Google, yang ingin digaris bawahi disini adalah REVOLUSI BISNIS INTERNET yang telah membuat Google dalam waktu singkat menjelma jadi perusahaan global yang banyak diperhitungkan banyak pihak,bahkan boleh dikatakan Google lebih kaya daripada kebanyakan negara-negara kecil.

Diskusi diatas sepertinya menggambarkan kejadian-kejadian luar biasa dan rasanya jauh sekali dari bumi Indonesia ini, karena bisa jadi kita sendiri sulit memprediksi bagaimana bentuk revolusi Internet Indonesia ?. Bahkan penulis menemukan beberapa konsultan bisnis di Indonesia menganggap bisnis di Internet adalah sesuatu yang masih 'bubble', terlalu jauh untuk dibicarakan, banyak khayalan. Kondisi tersebut memang terjadi ketika ditahun 2000, yang dipicu banyak sekali pengusaha-pengusaha Internet melakukan ekspektasi berlebihan sehingga mendorong lebih cepat untuk melakukan IPO agar mendapatkan untung secepat mungkin, bahkan menggelembungkan biaya operasional karena ekspektasi akan mendapatkan untung dalam waktu cepat, namun hal ini tidak diimbangi faktor-faktor bisnis yang lain seperti kondisi pasar, budaya dan lain-lain. Hal ini tidak hanya terjadi di Amerika, di Indonesiapun serupa banyak pengusaha Internet gulung tikar seperti KopiTime, Mweb, Satunet dan yang lainnya.Bedanya di Indonesia faktor paling berpengaruh adalah penetrasi internet dan infrastrukturnya yang berdampak langsung pada kondisi pasar.

Ketakutan tersebut nampaknya tidak ada pengaruhnya bagi beberapa perusahaan, kalau sebelumnya disebutkan Google seperti Raja Midas di Internet, Indonesia juga memiliki Indo.com, Bhinneka.com, Detik.com, Kompas.com, Masterweb.net, Techscape.com dan masih banyak yang lainnya tetap eksis bahkan mulai menuai buah dari hasil kerja keras konsistensi berbisnis di Internet. Disini penulis tidak mengklasifikasikan jenis-jenis usaha yang dikatakan menuai untung di Internet atau bagaimana mereka melakukannya, tapi lebih menitikberatkan bahwa sekarang saatnya REVOLUSI BISNIS INTERNET, dan kondisi sekarang sudah jauh berbeda walaupun masih harus tetap mengurut dada ketika melihat kondisi Internet Indonesia. Namun , setidaknya kondisi sekarang sedikit lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Jadi, seperti pepatah yang dipopulerkan Peter F Drucker bahwasanya "Cara terbaik untuk memprediksi masa depan adalah dengan memulainya" dan kondisi market internet sekarang sudah jauh berbeda dengan dahulu, sekaranglah saatnya.


Baca atau Download PDF Adi Sumaryadi - Bicara IT dan Internet

#






Mungkin anda tertarik menonton video tentang Produk atau Services? - Belajar Bisnis Digital 3

Sudut Pandang Lainnya