Adi Sumaryadi - Bicara IT dan Internet

Kenapa Beberapa Kali Gempa, Pangandaran dijadikan Titik Terdekat?

Oleh Adi Sumaryadi pada Rabu, 27 Maret 2019 11:54 WIB

Gempa pada tanggal 21 Maret 2019 lalu adalah salah satu gempa dari banyak gempa yang terjadi di laut selatan jawa, lebih tepatnya gempa yang sering disebabkan karena pergerakan lempeng Indo-Australia.

Yang jadi pertanyaan, kenapa seringkali Pangandaran dipilih sebagai titik terdekat oleh BMKG? apakah karena Pangandaran terkenal sehingga orang mudah mengingatnya? bagaimana dampaknya terhadap industri Pariwisata Pangandaran itu sendiri?

Jika menilik gempa semalam, BMKG melalui twitter menyampaikan bahwa #Gempa Mag:4.7, 21-Mar-19 22:03:07 WIB, Lok:8.12 LS, 107.99 BT (Pusat gempa berada di laut, 72 km barat daya Kab. Pangandaran), Kedlmn:60 Km Dirasakan (MMI) II Cilacap, II-III Tasikmalaya, II-III Ciamis, II-III Pangandaran #BMKG dan dengan cekatan banyak media memberitakan "Gempa Pangandaran" dan pemberitaan yang seperti ini sering menjadi "tantangan" industri pariwisata.

Bila kita melihat peta secara sekilas, Pusat Gempa secara garis lurus berada di selatan Kabupaten Garut. Begitu pula bila ditarik garis lurus maka jarak akan semakin pendek, saya meyakini kurang dari 72km. Ini tentu bukan masalah menyudutkan garut pula, karena siapapun tentu gak ingin ada gempa di daerahnya.

Informasi yang disampaikan BMGK tidak terlalu berbeda dengan USGS Eathquake, USGS menyampaikan magnitudo yang sama dan kedalaman yang hampir sama tetapi lokasi berbeda yaitu M 4.7 - 6km SW of Cibalieur, Indonesia.

Apakah ada aturan tersendiri pemilihan lokasi terdekat dengan titik gempa? atau hanya lebih informatif saja? semoga ada yang kompeten menjawab kegundahan saya selama ini